Rabu, Mei 21, 2008

Prahara Duga Yang Menggugurkan Dedaun Hati


Saya sudah lama tidak menyusun aksara di atas lantai ini. Sering sekali saya merindui cita-cita yang pernah dipasak satu saat dulu- menjadi seorang editor yang cermat. Hingga waktu ini berlalu saya ingin sekali menjadi editor yang bergelumang dengan selut aksara dan rencah tatabahasa yang rumit. Terkadang saya kepingin menjadi seorang seniman aka sasterawan yang mengungguli karyanya saban minggu. Sedar dan lenanya hanya memikir plot, watak dan perwatakan, latar waktu dan tempat. Memaksa otak dan sendi jejari berkerja lebih masa melewati dinihari semata-mata berjuang demi membidankan sebuah karya.



Ah, nikmatnya derita ketika menghamilkan karya lalu melahirkan isinya yang menembus tembok editor sekali gus menyentuh khalayak. Saya ingin sekali menjadi seorang yang sensitif dan menjadikan penulisan sebagai mekanisme terapi paling sakti meredakan prahara duga yang menggugurkan dedaun hati...saya ingin menulis...ingin sekali!

Tiada ulasan: