Rabu, Mei 21, 2008

Prahara Duga Yang Menggugurkan Dedaun Hati


Saya sudah lama tidak menyusun aksara di atas lantai ini. Sering sekali saya merindui cita-cita yang pernah dipasak satu saat dulu- menjadi seorang editor yang cermat. Hingga waktu ini berlalu saya ingin sekali menjadi editor yang bergelumang dengan selut aksara dan rencah tatabahasa yang rumit. Terkadang saya kepingin menjadi seorang seniman aka sasterawan yang mengungguli karyanya saban minggu. Sedar dan lenanya hanya memikir plot, watak dan perwatakan, latar waktu dan tempat. Memaksa otak dan sendi jejari berkerja lebih masa melewati dinihari semata-mata berjuang demi membidankan sebuah karya.



Ah, nikmatnya derita ketika menghamilkan karya lalu melahirkan isinya yang menembus tembok editor sekali gus menyentuh khalayak. Saya ingin sekali menjadi seorang yang sensitif dan menjadikan penulisan sebagai mekanisme terapi paling sakti meredakan prahara duga yang menggugurkan dedaun hati...saya ingin menulis...ingin sekali!

Khamis, Mei 01, 2008

Selamat Tinggal Dayasari...Tempat Saya Menakung Budi



Kolej Kediaman Kelima tampat saya melepaskan lelah, menakung kasih dan melerai erti perjuangan. Kolej ini mengenalkan saya kepada acik Sarah yang sudah melimpah ruah kasihnya seperti kami sedaging sedarah, dinda Wan dan Jannah yang selalu-salalu membantu di saat sukar dan bersama di saat bahagia. Adik-adik jurusan pendidikan AI yang manja dan selalu berziarah:-Naemah, Lin, Kak Cik, Waheeda, Elle, Jiha dan nama-nama yang tak sempat saya sebutkan. Tetangga saya, Mandy yang ditil, Hema dan Puvaai yang manis dan senang bersapaan. Tak dilupakan Tan yang rajin menghantar senyuman ketika bertembung. Aduh, senang sekali saya menginap daerah kecil ini. Paling berjasa buat saya:-Ibu sawat wireless yang sentiasa mengadap pintu bilik dan memberi khidmat di saat-saat saya perlukan.

Oh, apa lagi yang saya rindukan tentang kolej ini? Pastinya kulliah maghrib mingguan di Surah Nurul Hidayah atau lebih dikenali dengan Balai Islam. Isnin menelaah tajwid bersama Ust Ridhuan-APIUM, Selasa belajar Fekah bersama Ust Zulhilmi-JAIK, Rabu mendengar Sirah bersama Ust Khairul-motivator dan Khamis menadah Tafsir atau Hadis bersama pelajar DPLI yang mempunyai ijazah dari Timur Tengah. Rindunya saat tangan bertaut dan mencium pipi mulus adik-adik jemaah surau usai solat. Bila lagi agaknya saya menjadi makmumah di surau kecil ini?


Saya bukan atlet KK5. Tapi setiap kali ke kelas aka AI(Akademi Islam) saya akan mengelilingi gelanggang tenis dan menuruni tangga curam disebelah belakang sana (yang banyak sekali pohon hijau merimbun tu...) Aduh, panasaran saya mengingatkan laluan saya saban hari dan kenangan indah-indah di sini. Mungkinkah berulang? Paling saya rindu, AI dan Kutubkhanahnya...kadang-kadang saya mengigil kesejukkan bila berlama-lama menelaah diperutnya. Saya ingin selalu ke sini, ingin selalu dekat dengan daerah ilmu ini...selamat tinggal KK5. Saya benar-benar rindu kehidupan kolej yang mendamaikan...